Rabu, 07 Maret 2012

Andai Kau Tau Rasa Ini





Langkahnya terburu-buru menuju lift tengah di ruangan lobby yang besar itu. Sambil membawa berkas-berkas di tangannya yang hampir saja terjatuh karena menabrak seorang office boy.

"Waduh, komputer gue kenapa nih?? Gak tau apa kalau orang lagi dikejar-kejar deadline..", gumam Ernez sesampainya di meja kerjanya dan mendapati email kantornya yang kembali ngambek di pagi hari.

"Kenapa harus dapat -morning shock- sih hari ini?? Come on boy..bisa dong. Mau kirim email penting nih", gumam Ernez sekali lagi sambil mencoba mengotak-atik emailnya.

5 menit sudah dia sok menjadi anak IT. Sebenarnya Ernez memang lulusan dari jurusan keren itu, setidaknya menurut Ernez. Tapi sayangnya dia justru tidak mengerti seluk beluk Informatika seperti apa. Jangankan untuk bermain dengan program, untuk memasang komputer dari komponen yang berserakan sampai muncul Windows saja dia tidak paham.

Tidak tahan dengan gangguan di pagi hari, dia langsung memutuskan untuk mencari bantuan. Kemana lagi langkahnya kalau bukan menuju ruangan IT. Senang juga dalam hati Ernez pagi-pagi bisa bertandang kesana. Dan Ernez sudah tau siapa yang akan dimintai pertolongannya.

Mata kecil ini masih mencari sosok sempurna itu diantara kubikal-kubikal biru di ruang atas. Postur tinggi badan yang pas menurutku untuk ukuran seorang pria. Wajahnya bagiku, cukup menarik juga. Tapi ada satu hal yang buat aku kagum sama dia, orangnya berwibawa tapi rendah hati, sama sekali tidak sombong. Mungkin karena sifatnya itu juga dia mudah diterima dimana pun dia berada. Saat bersama sekumpulan temannya, dia sangat bisa membawa suasana riang. Saat bersama orang-orang yang posisinya diatas, dia bisa dengan mudah masuk dalam lingkup mereka. Bahkan seringkali bos-bos besar itu dengan cepat terhipnotis dengan ide-ide cemerlang darinya.

Dan dipojok ruang server, Ernez menangkap sosok pria dengan kemeja merah bergaris dan celana bahan hitam lengkap dengan sepatu pantofel.

"Itu dia orangnya", bisik Ernez dalam hati

"Mas Aryo...", teriak Ernez memanggil pria itu dengan melambaikan tangan dari kejauhan sambil berjalan kearahnya.

"Lagi sibuk gak? Aku mau minta tolong, boleh? Emailnya ngambek lagi pagi-pagi", tanya Ernez sambil melempar senyum kepadanya yang lagi asik bermain-main dengan kabel jaringan.

"Oh, sebentar ya Nez. Gue rapihin ini dulu. Nanti gue ke ruangan lo, tunggu aja disana", jawab singkat Aryo lalu melanjutkan pekerjaannya.

***
"Kenapa lagi emailnya??", tiba-tiba suara Aryo sudah ada di ruangan Ernez dan memecah lamunannya yang sedang memikirkan pria itu.

"Gak tau nih Mas, daritadi waktu aku datang udah gak bisa diapa-apain", jawab Ernez menjelaskan dan mempersilahkan pria itu duduk di meja kerjanya.

Ini bukan untuk yang pertama atau kedua kalinya Ernez meminta pertolongan pria itu. Ernez terus memperhatikan komputernya yang sedang diperbaiki program emailnya. Sambil sesekali melirik ke arah pria itu. Pria yang sangat Ernez kagumi kepintarannya dan kerendah hatiannya. Bahkan saat itu Ernez sampai lupa dengan pekerjaan deadlinenya pagi ini.

"Email aku kenapa Mas?", Ernez membuka pembicaraan karena dia tidak mau menyia-nyiakan waktu berdua bersama Aryo hanya dengan duduk diam saja.

"Tenang aja, cuma kepenuhan di inboxnya.Ini data-datanya udah gue back up di komputer, tinggal di instal ulang aja.", Aryo berusaha menjelaskan ke Ernez dengan gayanya yang cool, tapi justru terlihat sikap dingin terhadap wanita.

***
Yaa..itulah satu sikap Aryo yang sampai sekarang sulit dimengerti oleh Ernez semenjak mereka kenal 2 tahun yang lalu, saat Ernez mulai pindah ke kantor cabang ini. Dingin. Kadang dia merespon sapaan Ernez tiap pagi yang selalu datang bersama temannya. Merespon candaan Ernez waktu ikut berkumpul dengan anak-anak IT yang lain.

Namun saat Ernez dan Aryo sama-sama sedang sendiri, Aryo terlihat lebih dingin. Merespon sapaan pagi hanya dengan senyum lalu dengan cepat menghilang. Atau hanya berpapasan saat di kantin kantor, Aryo hanya berjalan menunduk seakan tidak ingin melihat Ernez. Kenapa?

Kenapa selalu terlihat memberikan kesan menghindar saat berpapasan ?

Kenapa tidak mencoba bersikap biasa saja saat kita tidak lagi sama-sama sendiri ?

Kenapa kamu tidak mencoba untuk lebih dekat dengan aku ?

Andai saja kamu  tau Mas Aryo..

Aku respect denganmu dari awal.

Tapi aku masih kesulitan untuk meluluhkan sikap dinginmu itu.


***
Tulisan ini di ikutsertakan dalam Project nya  @nbc_jogja yaitu #TributeToSheilaOn7
yang menggunakan judul lagu "Cobalah Kau Mendekat" sebagai tema.
Dan tulisan ini terpilih sebagai salah satu cerpen yang akan diterbitkan dalam KumCernya #TributeToSheilaOn7
 Makasiih yaaaa @nbc_jogja  ^^,

1 komentar: