Selasa, 25 September 2012

Wanita berkerudung

Dengan semangat ku laju sepeda motorku melewati jalan raya bogor. Rasa rindu akan canda tawa teman-teman yang sudah lama tidak bertemu dan berkumpul, membuat ku ingin segera bergabung dengan mereka di tengah dinginnya udara puncak gunung.

Hari liburan yang cukup panjang membuat jalan raya menuju puncak pas sedikit membuat aku mengurangi kecepatan sepeda motorku. Terlalu banyak orang ingin menikmati liburan ini, dalam suasana yang jauh dari ramainya ibu kota. Yang kali ini membuat lama perjalananku untuk memenuhi undangan dan berkumpul dengan teman-teman lama ku.

***
Perjalanan panjang akhirnya berakhir. Memasuki pekarangan pemukiman indahnya kaki Gunung Gede Pangrango. Entah mengapa kurasakan perjalananku terasa panjang dan lama. Mungkin rasa rindu kepada mereka yang selalu menghibur melewati hari-hari ku dalam beraktifitas ketika aku menjalani pekerjaanku sebagai Akuntan.
Dihempaskan tubuh ini dalam dinginnya kolam renang semakin membuatku sangat menikmati candaan mereka. Aku hanya bisa tertawa lepas melihat segala macam kejahilan mereka yang tidak pernah berubah.

Malam hari yang nikmat. Riuh tawa dan canda semakin terasa menghangatkan udara malam. Melepaskan pikiran sejenak dari berbagai project dan cara membesarkan perusahaan yang baru aku bangun sekarang.
Bukan hanya komunitas motorku yang bergabung dalam acara ini. Mereka yang masih di dalam perusahaan juga ikut membuat suasana semakin hangat.

Kini malam pun semakin larut. Acara pun selesai dan berganti dengan acara masing-masing.
Berbincang-bincang dengan penuh rasa rindu yang terlalu besar aku rasakan.

"Siapa dia?"
Tiba-tiba hatiku bertanya saat melihat sosok wanita berbalut kerudung. Raut wajah yang sederhana membuat aku ingin mendekatinya yang asik bercanda melakukan sebuah permainan dengan beberapa orang temanku. Wajah manis menambah keanggunan dirinya sebagai wanita berkerudung.

Hanya bisa memandang. Tanpa berani untuk menanyakan siapa dia. Jangankan untuk bertanya namanya, untuk mendekat saja aku tidak mempunyai keberanian. Rasa sakit yang pernah ku rasakan terhadap kaum hawa, kaum yang kebanyakan membuat Adam tergila-gila. Melahirkan rasa takut bagiku untuk mengulang kembali memulai kisah dalam kehidupan yang ku jalani. Kesakitan yang pernah menyapa dalam hati mengenalkanku atas rasa itu untuk cinta. Kekecewaan terhadap wanita atas apa yang aku dapati dari ketulusan hati.



***
"Woiii... Ada temen lo tuh nunggu di depan", teriakan dari pinggir telingaku membangunkanku dari lamunanku.

"Ngelamun aja nih.. Makanya nikah biar nggak ngelamun yang aneh-aneh terus...!", lanjut katanya kembali. Yang sekali lagi berhasil menghilangkanku dalam lamunan-lamunan seminggu yang lalu tentang dia yang tak sempat kutanyakan namanya. Lamunan atas masa laluku yang pada akhirnya membuatku takut.

Sudah hampir satu bulan acara outing itu berlalu. Namun kenapa ada sesuatu yang tertinggal dalam benakku dan masuk dalam pikiranku. Semakin besar ingin membuang rasa itu, semakin besar pula pikiran ini membawa dalam lamunan kisah satu malam.
Segala cara aku lakukan untuk mencari informasi tentang dia. Wanita manis berkerudung itu yang kini mengganggu dalam tidurku.

Dan akhirnya ku dapatkan informasi tentangnya, melalui sebuah jejaring sosial. Namun sekai lagi, semua info yang ku dapat tiba-tiba membawaku pada rasa takut itu. Rasa takut akan kesakitan yang amat dalam. Berulang kali aku mencoba menghilangkan dan menghapus luka yang terlanjur menjalar dalam kehidupanku. Aku pun tak tahu sampai kapan terus dihinggapi rasa takut ini.

Senja datang menjemput malam 
bersama dingin menyelimuti hati
Secercah asa menghampiri
dengan ribuan angan kehangatan
dengan satu senyuman berarti
membuat kehampaan terisi 


***
Hari ini aku bertemu dengannya. Walau hanya tegur sapa, sudah cukup membuat rasa rindu ini terhapus. Datang hanya untuk sebuah kerinduan melihat wajahnya. Keinginan yang besar untuk mengatakan sesuatu kepadanya, mengatakan setitik harapan agar dia tau apa yang aku rasakan itu hanya sebatas angan dan mimpi.

BODOH!
Satu kata yang selalu terucap ketika aku tak sanggup mengatakan kepadanya bahwa aku merindukannya, bahwa aku ingin selalu bersamanya melewati hari-hari sedih maupun suka.
Aku hanya bisa menyalahkan diri ketika aku terlalu larut dalam luka masa lalu, yang sangat sulit membuka jalan untuk menyatakan kepadanya.

Aku bukan tidak bisa melupakan masa lalu. Namun aku memang sulit untuk memulai ketika aku merasakan sakit.

"Apakah mungkin dia bisa memberikan cinta  yang tulus dan kehangatan dalam kasih sayang dalam kehidupanku?"

Pertanyaan itu yang membuatku tertahan untuk menyatakan sebuah harapan akan asa yang menghapus luka dan memulai hubungan baru dalam kehidupanku.

Saat ini aku hanya bisa memandangnya, tanpa dia tau apa yang ku rasakan.
Dan akan aku ikuti langkahku ini sampai dia mengetahui semua yang terjadi semenjak pertemuan itu. Walaupun pada akhirnya nanti dia tidak akan pernah tau telah mengisi hatiku dan bermain di dalam kehidupanku. Aku hanya bisa mencintai dan mengaguminya sebagai pemuja rahasia.

Hai wanita berkerudung...
Salah aku mencintaimu ketika kamu tak kan pernah tau akan cintaku
Hai wanita berkerudung...
Ku dapatkan semua tentangmu, namun tak kan pernah ku dapatkan cintamu
Hai wanita berkerudung...
Disini aku hanya bisa menatap dan memandangmu dengan cintaku
Hai wanita berkerudung...
Maaf aku tak bisa berbicara cinta kepadamu ketika aku merasakan rindu yang dalam
Hai wanita berkerudung...
Yang memiliki senyuman mempesona dengan balutan keindahan sinar cahaya keimanan
Yang telah memiliki hati dengan cinta yang tak kan pernah kau tau




***
Tulisan ini dari seseorang yang pernah mengaku jadi secret admirer nya aku. Katanya..
Dan ini asli tulisan dia tanpa aku ubah. Udah lama sih dikasih tulisan ini.
Hanya disamarkan namanya aja. 
Udah minta ijin juga sama orangnya buat post tulisannya di blog aku. Hehehee....
By the way.. Tengkyu Mr.X ^^,
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar